Sejak 1990 pesawat ulang alik Ulysses diluncurkan,
terus mengamati badai debu bintang dengan kecepatan yang bagaimana
memasuki sistem tata surya melalui angkasa antarplanet di sekelilingnya.
Melalui sebuah instrumen yang bernama Dust di atas pesawat ulang alik,
ilmuwan mengamati bahwa debu bintang pada kenyataannya bisa mendekati
bumi atau planet lainnya, namun dikendalikan oleh medan magnet matahari.
Medan magnet matahari bagaikan sebuah penjaga yang kuat memantulkan
kembali sebagian besar debu bintang. Namun, setiap 11 tahun sebelum
periode matahari berakhir aktivitas internal matahari bertambah kuat
membentuk periode terbesar matahari, di tengah-tengah gumpalan awan
bintang Alpha Sagitarius. Suhu gumpalan awan tersebut agak rendah, namun
di saat itu medan magnet matahari berhubung kutub magnet berbalik,
sehingga semakin berubah menjadi kacau. Dan akibatnya adalah fungsi
tirai pelindung matahari melemah, dan debu bintang yang semakin banyak
dapat memasuki sistem tata surya.
Namun, temuan
baru Ulysses yang membuat terkejut adalah jumlah debu bintang malah
terus bertambah meskipun aktivitas matahari telah berhenti, lagi pula
medan magnetnya telah normal kembali pada tahun 2001.
Ilmuwan berpendapat bahwa ini berhubungan dengan bentuk
perubahan kutub magnet periode terbesar matahari. Kutub magnet matahari
kali ini tidak berbalik total dari utara ke selatan, namun berputar
setengah. Saat ini condong ke satu sisi garis khatulistiwa matahari,
magnet tirai pelindung yang agak lemah membuat debu bintang memasuki
sistem tata surya 2-3 kali lipat lebih banyak dibanding akhir tahun
1990-an, bahkan jumlah yang masuk mungkin terus bertambah, sampai pada
akhir periode matahari tahun 2012 akan mencapai pada tingkat lebih
banyak 10 kali lipat.
Di atas bumi, orang-orang
mungkin memperhatikan setiap malam meteor yang sporadis jatuh ke
permukaan bumi semakin bertambah, namun jatuhnya meteor-meteor tersebut
sangat lemah. Para astronom masih belum tahu apakah debu bintang yang
kini semakin banyak memasuki sistem tata surya berhubungan dengan sistem
tata surya yang sedang bergerak menuju ke gumpalan awan antarplanet
yang semakin padat. Matahari kita saat ini yang disebut oleh para
ilmuwan sedang berada di tepi gumpalan awan antarplanet ini, akan segera
bergabung dan merapat dengan tetangga bintang tetap kita yang paling
dekat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar