Bumi telah terbentuk sekitar 4,6 milyar tahun yang lalu. Bumi
merupakan planet dengan urutan ketiga dari sembilan planet yang dekat
dengan matahari. Jarak bumi dengan matahari sekitar 150 juta km,
berbentuk bulat dengan radius ± 6.370 km. Bumi merupakan satu-satunya
planet yang dapat dihuni oleh berbagai jenis mahluk hidup. Bumi memiliki
2 macam lapisan, yaitu lapisan internal (dalam) dan lapisan eksternal
(luar). Lapisan dalam merupakan lapisan pembentuk bumi. Sedangkan
lapisan luar merupakan lapisan yang melindungi bumi dari meteor atau
benda-benda luar angkasa lainnya.
Secara struktur lapisan dalam bumi, dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut:
1. Kerak bumi (crush) merupakan kulit bumi bagian luar (permukaan
bumi). Tebal lapisan kerak bumi mencapai 70 km dan merupakan lapisan
batuan yang terdiri dari batu-batuan basa dan masam. Lapisan ini
menjadi tempat tinggal bagi seluruh mahluk hidup. Suhu di bagian bawah
kerak bumi mencapai 1.100 oC. Lapisan kerak bumi dan bagian di bawahnya
hingga kedalaman 100 km dinamakan litosfer.
2. Selimut atau selubung (mantle) merupakan lapisan yang terletak di
bawah lapisan kerak bumi. Tebal selimut bumi mencapai 2.900 km dan
merupakan lapisan batuan padat. Suhu di bagian bawah selimut bumi
mencapai 3.000 oC.
3. Inti bumi (core), yang terdiri dari material cair, dengan penyusun
utama logam besi (90%), nikel (8%), dan lain-lain yang terdapat pada
kedalaman 2900 – 5200 km. Lapisan ini dibedakan menjadi lapisan inti
luar dan lapisan inti dalam. Lapisan inti luar tebalnya sekitar 2.000
km dan terdiri atas besi cair yang suhunya mencapai 2.200 oC. inti
dalam merupakan pusat bumi berbentuk bola dengan diameter sekitar 2.700
km. Inti dalam ini terdiri dari nikel dan besi yang suhunya mencapai
4.500 oC.
Namun sebenarnya pada saat ini ditemukan sebuah fakta bahwa bumi tidak
lagi hanya mempunyai 3 lapisan, tapi 7 lapisan. Pengukuran-Pengukuran
dan percobaan-percobaan terbaru menunjukkan bahwa artikel yang berisi
nukleus dari bumi itu berada di bawah tekanan yang sangat tinggi, tiga
juta kali lebih dari permukaan bumi. Di bawah tekanan seperti itu, zat
berubah bentuk menjadi solid, dan hal ini pada waktunya membuat inti
bumi itu sangat solid. Inti bumi ini dikelilingi suatu lapisan zat cair
dengan suhu yang sangat tinggi. Ini berarti bahwa ada dua lapisan di
dalam inti bumi, bukan satu. Satu lapisan di dalam pusat yang
dikelilingi lapisan zat cair. Hal itu diketahui sesudah alat-alat
pengukur dikembangkan dan memberi para ilmuwan suatu perbedaan yang
jelas antar lapisan-lapisan bumi bagian dalam. Jika kita turun ke bawah
bumi yang keras, kita akan menemukan lapisan batu-batu yang sangat
panas, yaitu batu yang berfungsi untuk membungkus. Setelah itu ada tiga
lapisan terpisah, di mana masing-masing itu berbeda kepadatan, tekanan
dan suhu yang berbeda-beda.
Gambar ini menunjukkan tujuh lapisan bumi, memberitahukan bahwa kerak
bumi adalah lapisan sangat tipis yang disusul dengan mantel dengan
berbeda-beda ketebalannya, lalu disusul lapisan-lapsan yang terdiri zat
cair, dan diakhiri dengan yang lapisan ketujuh, yaitu nukleus padat.
Para ilmuwan juga menemukan bahwa atom terdiri dari tujuh lapisan atau
tingkatan, dan hal ini membuktikan keseragaman ciptaan, di mana bumi
mempunyai tujuh lapisan dan atom-atom mempunyai tujuh lapisan juga.
Tujuh lapisan bumi itu sangat berbeda-beda dari segi struktur,
kepadatan, suhu dan bahannya.
Lapisan luar bumi secara keseluruhan sering disebut atmosfer. Atmosfer
adalah lapisan gas yang melingkupi sebuah planet, termasuk bumi, dari
permukaan planet tersebut sampai jauh di luar angkasa. Di bumi, atmosfer
terdapat dari ketinggian 0 km di atas permukaan tanah, sampai dengan
sekitar 560 km dari atas permukaan bumi. Atmosfer tersusun atas beberapa
lapisan, yang dinamai menurut fenomena yang terjadi di lapisan
tersebut. Transisi antara lapisan yang satu dengan yang lain berlangsung
bertahap. Studi tentang atmosfer mula-mula dilakukan untuk memecahkan
masalah cuaca, fenomena pembiasan sinar matahari saat terbit dan
tenggelam, serta kelap-kelipnya bintang. Dengan peralatan yang sensitif
yang dipasang di wahana luar angkasa, kita dapat memperoleh pemahaman
yang lebih baik tentang atmosfer berikut fenomena-fenomena yang terjadi
di dalamnya. Atmosfer Bumi terdiri atas nitrogen (78.17%) dan oksigen
(20.97%), dengan sedikit argon (0.9%), karbondioksida (variabel, tetapi
sekitar 0.0357%), uap air, dan gas lainnya. Atmosfer melindungi
kehidupan di bumi dengan menyerap radiasi sinar ultraviolet dari
matahari dan mengurangi suhu ekstrem di antara siang dan malam. 75% dari
atmosfer ada dalam 11 km dari permukaan planet.
Troposfer
Lapisan ini berada pada level yang terrendah, campuran gasnya paling
ideal untuk menopang kehidupan di bumi. Dalam lapisan ini kehidupan
terlindung dari sengatan radiasi yang dipancarkan oleh benda-benda
langit lain. Dibandingkan dengan lapisan atmosfer yang lain, lapisan ini
adalah yang paling tipis (kurang lebih 15 kilometer dari permukaan
tanah). Dalam lapisan ini, hampir semua jenis cuaca, perubahan suhu yang
mendadak, angin tekanan dan kelembaban yang kita rasakan sehari-hari
berlangsung. Ketinggian yang paling rendah adalah bagian yang paling
hangat dari troposfer, karena permukaan bumi menyerap radiasi panas dari
matahari dan menyalurkan panasnya ke udara. Biasanya, jika ketinggian
bertambah, suhu udara akan berkurang secara tunak (steady), dari sekitar
17℃ sampai -52℃. Pada permukaan bumi yang tertentu, seperti daerah
pegunungan dan dataran tinggi dapat menyebabkan anomali terhadap gradien
suhu tersebut.
Lapisan ini dianggap sebagai bagian atmosfer yang paling penting, karena
berhubungan langsung dengan permukaan bumi yang merupakan habitat dari
berbagai jenis mahluk hidup termasuk manusia, serta karena sebagain
besar dinamika iklim berlangsung pada lapisan troposfer. Susunan kimia
udara troposfer terdiri dari 78,03% nitrogrn, 20,99 oksigen, 0,93%
argon, 0,03% asam arang, 0,0015% nenon, 0,00015% helium, 0,0001%
kripton, 0,00005% hidrogen, serta 0,000005% xenon. Di dalam troposfer
terdapat tiga jenis awan, yaitu awan rendah (cumulus), yang tingginya
antara 0 – 2 km; awan pertengahan (alto cumulus lenticularis), tingginya
antara 2 – 6 km; serta awan tinggi (cirrus) yang tingginya antara 6 –
12 km.
Troposfer terbagi lagi ke dalam empat lapisan, yaitu :
1. Lapisan Udara Dasar
Tebal lapisan udara ini adalah 1 – 2 meter di atas permukaan bumi.
Keadaan di dalam lapisan udara ini tergantung dari keadaan fisik muka
bumi, dari jenis tanaman, ketinggian dari permukaan laut dan lainnya.
Keadaan udara dalam lapisan inilah yang disebut sebagai iklim mikro,
yang memperngaruhi kehidupan tanaman dan juga jasad hidup di dalam
tanah.
2. Lapisan Udara Bawah
Lapisan udara ini dinamakan juga lapisan-batasan planiter (planetaire
grenslag, planetary boundary layer). Tebal lapisan ini 1 – 2 km. Di
sini berlangsung berbagai perubahan suhu udara dan juga menentukan
iklim.
3. Lapisan Udara Adveksi (Gerakan Mendatar)
Lapisan ini disebut juga lapisan udara konveksi atau lapisan awan, yang
tebalnya 2 – 8 km. Di dalam lapisan udara ini gerakan mendatar lebih
besar daripada gerakan tegak. Hawa panas dan dingin yang beradu di sini
mengakibatkan kondisi suhu yang berubah-ubah.
4. Lapisan Udara Tropopouse
Merupakan lapisan transisi antara lapisan troposfer dan stratosfer
terletak antara 8 – 12 km di atas permukaan laut (dpl). Pada lapisan
ini terdapat derajat panas yang paling rendah, yakni antara – 46 o C
sampai – 80o C pada musim panas dan antara – 57 o C sampai – 83 o C
pada musim dingin. Suhu yang sangat rendah pada tropopouse inilah yang
menyebabkan uap air tidak dapat menembus ke lapisan atmosfer yang lebih
tinggi, karena uap air segera mengalami kondensasi sebelum mancapai
tropopouse dan kemudian jatuh kembali ke bumi dalam bentuk cair (hujan)
dan padat (salju, hujan es).
Stratosfer
Perubahan secara bertahap dari troposfer ke stratosfer dimulai dari
ketinggian sekitar 11 km. Suhu di lapisan stratosfer yang paling bawah
relatif stabil dan sangat dingin yaitu – 70oF atau sekitar – 57oC. Pada
lapisan ini angin yang sangat kencang terjadi dengan pola aliran yang
tertentu.Disini juga tempat terbangnya pesawat. Awan tinggi jenis cirrus
kadang-kadang terjadi di lapisan paling bawah, namun tidak ada pola
cuaca yang signifikan yang terjadi pada lapisan ini. Dari bagian tengah
stratosfer keatas, pola suhunya berubah menjadi semakin bertambah
semakin naik, karena bertambahnya lapisan dengan konsentrasi ozon yang
bertambah. Lapisan ozon ini menyerap radiasi sinar ultra ungu. Suhu pada
lapisan ini bisa mencapai sekitar 18oC pada ketinggian sekitar 40 km.
Lapisan stratopause memisahkan stratosfer dengan lapisan berikutnya.
Lapisan stratosfer dibagi dalam tiga bagian yaitu:
a. Lapisan udara isoterm; terletak antara 12 – 35 km dpl, dengan suhu udara – 50o C sampai -55o C.
b. Lapisan udara panas; terletak antara 35 – 50 km dpl, dengan suhu – 50o C sampai + 50o C.
c. Lapisan udara campuran teratas; terletak antara 50 – 80 km dpl,
dengan suhu antara +50o C sampai -70o C. karena pengaruh sinar
ultraviolet, pada ketinggian 30 km oksigen diubah menjadi ozon, hingga
kadarnya akan meningkat dari 5 menjadi 9 x 10-2 cc di dalam 1 m3.
Mesosfer
Kurang lebih 25 mil atau 40km diatas permukaan bumi terdapat lapisan
transisi menuju lapisan mesosfer. Pada lapisan ini, suhu kembali turun
ketika ketinggian bertambah, sampai menjadi sekitar – 143oC di dekat
bagian atas dari lapisan ini, yaitu kurang lebih 81 km diatas permukaan
bumi. Suhu serendah ini memungkinkan terjadi awan noctilucent, yang
terbentuk dari kristal es. Daerah transisi antara lapisan mesosfer dan
termosfer disebut mesopouse dengan suhu terendah – 110o C.
Termosfer
Transisi dari mesosfer ke termosfer dimulai pada ketinggian sekitar 81
km. Dinamai termosfer karena terjadi kenaikan temperatur yang cukup
tinggi pada lapisan ini yaitu sekitar 1982oC. Perubahan ini terjadi
karena serapan radiasi sinar ultra ungu. Radiasi ini menyebabkan reaksi
kimia sehingga membentuk lapisan bermuatan listrik yang dikenal dengan
nama ionosfer, yang dapat memantulkan gelombang radio. Sebelum munculnya
era satelit, lapisan ini berguna untuk membantu memancarkan gelombang
radio jarak jauh. Molekul oksigen akan terpecah menjadi oksegen atomik
di sini. Proses pemecahan molekul oksigen dan gas-gas atmosfer lainnya
akan menghasilkan panas, yang akan menyebabkan meningkatnya suhu pada
lapisan ini. Suhu pada lapisan ini akan meningkat dengan meningkaknya
ketinggian. Ionosfer dibagi menjadi tiga lapisan lagi, yaitu:
a. Lapisan Udara E
Terletak antara 80 – 150 km dengan rata-rata 100 km dpl. Lapisan ini
tempat terjadinya proses ionisasi tertinggi. Lapisan ini dinamakan juga
lapisan udara KENNELY dan HEAVISIDE dan mempunyai sifat memantulkan
gelombang radio. Suu udara di sini berkisar – 70o C sampai +50o C .
b. Lapisan udara F
Terletak antara 150 – 400 km. Lapisan ini dinamakan juga lapisan udara APPLETON.
c. Lapisan udara atom
Pada lapisan ini, benda-benda berada dalam lbentuk atom. Letaknya
lapisan ini antara 400 – 800 km. Lapisan ini menerima panas langsung
dari matahari, dan diduga suhunya mencapai 1200o C
Fenomena aurora yang dikenal juga dengan cahaya utara atau cahaya selatan terjadi di lapisan ini.
Eksosfer
Merupakan lapisan atmosfer yang paling tinggi. Pada lapisan ini,
kandungan gas-gas atmosfer sangat rendah. Batas antara ekosfer (yang
pada dasarnya juga adalah batas atmosfer) dengan angkasa luar tidak
jelas. Daerah yang masih termasuk ekosfer adalah daerah yang masih
dapat dipengaruhi daya gravitasi bumi. Garis imajiner yang membatasi
ekosfer dengan angkasa luar disebut magnetopause. Adanya refleksi cahaya
matahari yang dipantulkan oleh partikel debu meteoritik. Cahaya
matahari yang dipantulkan tersebut juga disebut sebagai cahaya Zodiakal.
Senin, 03 Desember 2012
kerak bumi
Bumi adalah anggota tata surya yang reliefnya tidak rata . Bumi terdiri dari beberapa lapisan , yaitu inti dalam , inti luar , mantel dan kerak bumi. Inti bumi terdiri dari inti luar dan inti dalam merupakan masa cair liat yang sangat kental dan sangat panas , terdiri dari nikel dan besi. Suhu di pusat bumi mencapai lebih dari 2.500 ° C. Pada bagian mantel berupa masa cair yang liat dan sangat panas dengan masa jenis 3 – 8 yang terdiri dari silisium dan magnesium. Sedangkan lapisan yang paling luar berupa massa padat yang dinamakan kulit bumi atau kerak bumi. Kerak bumi ini dingin dan padat terapung diatas lapisan mantel yang cair liat.
Secara terperinci struktur bumi mempunyai lapisan sebagai berikut :
1. Kerak bumi (crust)
Lapisan ini menempati bagian paling luar dengan tebal 6-50 km. Tebal lapisan ini tidak sama di setiap tempat, di benua tebalnya 20-50 km, samudra 0-5km atau bersamaan dengan air diatasnya sekitar 6-12 km. Tersusun dari materi-materi padat yang kaya silisium dan uluminium. Kerak bumi ini dapat dibagi 2 yaitu:
- Lapisan granitis yaitu lapisan yang kaya akan batuan granit, lapisan ini tidak dijumpai di dasar samudra.
· Lapisan basaltis yaitu lapisan yang kaya akan material basalt.
Kerak bumi ini dingin dan padat terapung diatas lapisan mantel yang cair liat.
Kerak bumi (crust) , selagi dalam bentuk solidnya bersifat mobile dan mengapung diatas cairan magma. Menurut teori tektonik lempeng, terjadi arus konveksi dibawah lapisan crust ini memaksa magma (batuan panas/cair, yang bergerak plastis) untuk bergerak keatas. Pada titik-titik tertentu (biasanya pada mid-ocean) magma membentuk celah/palung dan menerobos ke permukaan. Hal ini akan menyebabkan lempeng saling bergerak menjauh atau saling bertabrakan secara gradual. Jika pergerakan ini terjadi dengan tiba-tiba, terjadilah gempa.
2. Selimut bumi (mantle)
Lapisan ini terletak di bawah kerak bumi yang mempunyai suhu kira-kira 2000° C dan pada umumnya dibagi menjadi 3 yaitu:
- Lhitosfer
Letaknya paling atas dari selimut bumi, terdiri dari materi-materi yang berwujud padat dan kaya silisium dan aluminium, tebalnya sekitar 50-100 km. Bersamaan dengan kerak bumi sering disebut dengan lempeng lhitosfer yang mengapung diatas lapisan yang agak kental yaitu astheonosfer.
- Astheonosfer
Lapisan dibawah lhitosfer yang wujudnya agak kental, kaya dengan silisium, aluminium dan magnesium. Tebal lapisan ini sekitar 130-160 km
- Mesosfer
Lapisan yang lebih berat dan tebal, kaya dengan silisium dan magnesium. Tebalnya sekitar 2400-2750 km.
3. Inti bumi (core)
Inti bumi berukuran diameter 7000 km dan terdiri dari besi dan nikel. Lapisan paling luar (tebal 2200 km) merupakan liquid atau cairan. Lapisan terdalam bersifat solid atau padat, dengan density sekitar 10.5 SG dan suhunya lebih dari 2.500° Celcius. Menurut teori, perputaran bumi pada porosnya (rotasi) menyebabkan terjadinya arus sirkulasi pada bagian cair inti bumi. Sirkulasi ini merupakan sumber dari medan magnet yang menyelimuti bumi.
Lapisan ini menempati bagian paling dalam dan dapat dibagi menjadi 2 yaitu:
- Inti bagian luar (outher core)
Tebal lapisan ini sekitar 2160 km, kemungkinan tersusun dari materi yang kaya silisium, besi dan magnesium.
- Inti bagian dalam (inner core)
Tebal lapisan ini sekitar 1320 km, tersusun dari materi yang kaya nikel dan besi dengan densitas lebih besar.
2. Selimut bumi (mantle)
Lapisan ini terletak di bawah kerak bumi yang mempunyai suhu kira-kira 2000° C dan pada umumnya dibagi menjadi 3 yaitu:
- Lhitosfer
Letaknya paling atas dari selimut bumi, terdiri dari materi-materi yang berwujud padat dan kaya silisium dan aluminium, tebalnya sekitar 50-100 km. Bersamaan dengan kerak bumi sering disebut dengan lempeng lhitosfer yang mengapung diatas lapisan yang agak kental yaitu astheonosfer.
- Astheonosfer
Lapisan dibawah lhitosfer yang wujudnya agak kental, kaya dengan silisium, aluminium dan magnesium. Tebal lapisan ini sekitar 130-160 km
Jumat, 30 November 2012
STRUKTUR LAPISAN KULIT BUMI (LITHOSFER) DAN BENTUK MUKA BUMI
Pertama - tama perlu anda
ketahui bahwa kata lithosfer berasal dari
bahasa yunani yaitu lithos artinya batuan, dan sphera artinya
lapisan
lithosfer yaitu lapisan kerak bumi yang paling luar dan terdiri atas
batuan dengan ketebalan rata-rata 1200 km.
lithosfer yaitu lapisan kerak bumi yang paling luar dan terdiri atas
batuan dengan ketebalan rata-rata 1200 km.
Perlu anda pahami bahwa yang dimaksud batuan bukanlah benda yang keras
saja berupa batu dalam kehidupan sehari hari, namun juga dalam bentuk tanah
liat, abu gunung api, pasir, kerikil dan sebagainya.
Tebal kulit bumi tidak merata, kulit bumi di bagian benua atau daratan lebih tebal
dari di bawah samudra.
Bumi tersusun atas beberapa lapisan yaitu:
dari lapisan nife (niccolum=nikel dan ferum besi) jari jari barisfer +- 3.470 km
b. Lapisan antara yaitu lapisan yang terdapat di atas nife tebal 1700 km. Lapisan
ini disebut juga asthenosfer mautle/mautel), merupakan bahan cair bersuhu
tinggi dan berpijar. Berat jenisnya 5 gr/cm3
.
c. Lithosfer yaitu lapisan paling luar yang terletak di atas lapisan antara dengan
ketebalan 1200km berat jenis rata-rata 2,8 gram/cm3
c. Lithosfer yaitu lapisan paling luar yang terletak di atas lapisan antara dengan
ketebalan 1200km berat jenis rata-rata 2,8 gram/cm3
Litosfer disebut juga kulit bumi
terdiri dua bagian yaitu:
1. Lapisan sial yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun atas logam silisium dan
alumunium, senyawanya dalam bentuk SiO2 dan AL 2 O3.
Pada lapisan sial (silisium dan alumunium) ini antara lain terdapat batuan
sedimen, granit andesit jenis-jenis batuan metamor, dan batuan lain yang
terdapat di daratan benua.
Lapisan sial dinamakan juga
lapisan kerak bersifat padat dan batu bertebaran
rata-rata 35km.
Kerak bumi ini terbagi menjadi dua bagian yaitu:
- Kerak benua : merupakan benda padat yang terdiri dari batuan granit
di bagian atasnya dan batuan beku basalt di bagian
bawahnya. Kerak ini yang merupakan benua.
- Kerak samudra : merupakan benda padat yang terdiri dari endapan di
laut pada bagian atas, kemudian di bawahnya batuan
batuan vulkanik dan yang paling bawah tersusun dari
batuan beku gabro dan peridolit. Kerak ini menempati
dasar samudra
rata-rata 35km.
Kerak bumi ini terbagi menjadi dua bagian yaitu:
- Kerak benua : merupakan benda padat yang terdiri dari batuan granit
di bagian atasnya dan batuan beku basalt di bagian
bawahnya. Kerak ini yang merupakan benua.
- Kerak samudra : merupakan benda padat yang terdiri dari endapan di
laut pada bagian atas, kemudian di bawahnya batuan
batuan vulkanik dan yang paling bawah tersusun dari
batuan beku gabro dan peridolit. Kerak ini menempati
dasar samudra
2. Lapisan sima (silisium magnesium) yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun
oleh logam logam silisium dan magnesium dalam bentuk senyawa Si O2
dan Mg O lapisan ini mempunyai berat jenis yang lebih besar dari pada
lapisan sial karena mengandung besi dan magnesium yaitu mineral ferro
magnesium dan batuan basalt. Lapisan merupakan bahan yang bersipat
elastis dan mepunyai ketebalan rata rata 65 km
1. Batuan pembentuk lithosfer
Pada lithosfer terdapat tiga jenis batuan yaitu:
a. Batuan bekuPada lithosfer terdapat tiga jenis batuan yaitu:
b. Batuan sedimen
c. Batuan metamorf
Semua batuan pada mulanya dari magma
Magma keluar di permukaan bumi antara lain melalui puncak gunung berapi.
Gunung berapi ada di daratan ada pula yang di lautan. Magma yang sudah
mencapai permukaan bumi akan membeku. Magma yang membeku kemudian
menjadi batuan beku. Batuan beku muka bumi selama beribu-ribu tahun
lamanya dapat hancur terurai selama terkena panas, hujan, serta aktifitas
tumbuhan dan hewan.
Selanjutnya hancuran batuan tersebut tersangkut oleh air, angin atau hewan
ke tempat lain untuk diendapkan. Hancuran batuan yang diendapkan disebut
batuan endapan atau batuan sedimen. Baik batuan sedimen atau beku dapat
berubah bentuk dalam waktu yang sangat lama karena adanya perubahan
temperatur dan tekanan. Batuan yang berubah bentuk disebut batuan malihan
atau batuan metamorf.
Magma keluar di permukaan bumi antara lain melalui puncak gunung berapi.
Gunung berapi ada di daratan ada pula yang di lautan. Magma yang sudah
mencapai permukaan bumi akan membeku. Magma yang membeku kemudian
menjadi batuan beku. Batuan beku muka bumi selama beribu-ribu tahun
lamanya dapat hancur terurai selama terkena panas, hujan, serta aktifitas
tumbuhan dan hewan.
Selanjutnya hancuran batuan tersebut tersangkut oleh air, angin atau hewan
ke tempat lain untuk diendapkan. Hancuran batuan yang diendapkan disebut
batuan endapan atau batuan sedimen. Baik batuan sedimen atau beku dapat
berubah bentuk dalam waktu yang sangat lama karena adanya perubahan
temperatur dan tekanan. Batuan yang berubah bentuk disebut batuan malihan
atau batuan metamorf.
Untuk lebih memahami jenis-jenis batuan perhatikan uraian berikut:
a. Batuan Beku
Ada dua macam batuan beku, yaitu batuan beku dalam (contohnya batu
granit), dan batuan beku luar (contohnya batu andesit ). Untuk mengetahui
ketepatan batuan jenis batuan harus dilakukan uji laboratorium dengan
menggunakan mikroskop untuk melihat bentuk kristal batuanya
b. Batuan sedimen
Ada beberapa macam batuan sedimen,
yaitu batuan sedimen klastik,
sedimen kimiawi dan sedimen organic. Sedimen klastik berupa campuran
hancuran batuan beku, contohnya breksi, konglomerat dan batu pasir.
Sedimen kimiawi berupa endapan dari suatu pelarutan, contohnya batu
kapur dan batu giok. Sedimen organic berupa endapan sisa sisa hewan
dan tumbuhan laut contohnya batu gamping dan koral.
sedimen kimiawi dan sedimen organic. Sedimen klastik berupa campuran
hancuran batuan beku, contohnya breksi, konglomerat dan batu pasir.
Sedimen kimiawi berupa endapan dari suatu pelarutan, contohnya batu
kapur dan batu giok. Sedimen organic berupa endapan sisa sisa hewan
dan tumbuhan laut contohnya batu gamping dan koral.
c. Batuan Malihan (Batuan
Metamorf)
Batuan malihan atau metamorf adalah batuan yang berubah bentuk.
Contohnya kapur (kalsit) berubah menjadi marmer, atau batuan kuarsa
menjadi kuarsit.
Batuan malihan atau metamorf adalah batuan yang berubah bentuk.
Contohnya kapur (kalsit) berubah menjadi marmer, atau batuan kuarsa
menjadi kuarsit.
Lithosfer merupakan bagian bumi yang langsung berpengaruh terhadap
kehidupan dan memiluki manfaat yang sangat besar bagi kehidupan di bumi.
Litosfer bagian atas merupakan tempat hidup bagi manusia, hewan dan
tanaman. Manusia melakukan aktifitas di atas lithosfer.
Selanjutnya lithosfer bagian bawah mengandung bahan bahan mineral yang
sangat bermanfaat bagi manusia. Bahan bahan mineral atau tambang yang
berasal dari lithosfer bagian bawah diantaranya minyak bumi dan gas, emas,
batu bara, besi, nikel dan timah.9
Melihat manfaat Litthosfer yang demikian besar tersebut sepantasnyalah kita
selalu bersyukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
mengenal bagian dan lapisan bumi
Bumi adalah planet ketiga dari delapan planet dalam Tata
Surya. Diperkirakan usianya mencapai 4,6 milyar tahun. Jarak antara
Bumi dengan matahari adalah 149.6 juta kilometer atau 1 AU (ing:
astronomical unit). Bumi mempunyai lapisan udara (atmosfer) dan medan
magnet yang disebut (magnetosfer) yang melindung permukaan Bumi dari
angin matahari,sinar ultraungu, dan radiasi
dari luar angkasa. Lapisan udara ini menyelimuti bumi hingga ketinggian
sekitar 700 kilometer. Lapisan udara ini dibagi menjadi Troposfer,
Stratosfer, Mesosfer, Termosfer, dan Eksosfer.
Lapisan ozon, setinggi 50 kilometer, berada di lapisan
stratosfer dan mesosfer dan melindungi bumi dari sinar ultraungu.
Perbedaan suhu permukaan bumi adalah antara -70 �C hingga 55 �C
bergantung pada iklim setempat. Sehari dibagi menjadi 24 jam dan
setahun di bumi sama dengan 365,2425 hari. Bumi mempunyai massa seberat
59.760 milyar ton, dengan luas permukaan 510 juta kilometer persegi.
Berat jenis Bumi (sekitar 5.500 kilogram per meter kubik) digunakan
sebagai unit perbandingan berat jenis planet yang lain, dengan berat
jenis Bumi dipatok sebagai 1.
Bumi mempunyai diameter sepanjang 12.756 kilometer. Gravitasi Bumi diukur sebagai 10 N kg-1 dijadikan unit ukuran gravitasi planet lain, dengan gravitasi Bumi dipatok sebagai 1. Bumi mempunyai 1 satelit alami yaitu Bulan. 70,8% permukaan bumi diliputi air. Udara Bumi terdiri dari 78% nitrogen, 21% oksigen, dan 1% uap air, karbondioksida, dan gas lain. Bumi diperkirakan tersusun atas inti dalam bumi yang terdiri dari besi nikel beku setebal 1.370 kilometer dengan suhu 4.500 �C, diselimuti pula oleh inti luar yang bersifat cair setebal 2.100 kilometer, lalu diselimuti pula oleh mantel silika setebal 2.800 kilometer membentuk 83% isi bumi, dan akhirnya sekali diselimuti oleh kerak bumi setebal kurang lebih 85 kilometer. Kerak bumi lebih tipis di dasar laut yaitu sekitar 5 kilometer. Kerak bumi terbagi kepada beberapa bagian dan bergerak melalui pergerakan tektonik lempeng (teori Continental Drift) yang menghasilkan gempa bumi. Titik tertinggi di permukaan bumi adalah gunung Everest setinggi 8.848 meter, dan titik terdalam adalah palung Mariana di samudra Pasifik dengan kedalaman 10.924 meter. Danau terdalam adalah Danau Baikal dengan kedalaman 1.637 meter, sedangkan danau terbesar adalah Laut Kaspia dengan luas 394.299 km2.
Lapisan bumi
Menurut komposisi (jenis dari materialnya), Bumi dapat dibagi menjadi lapisan-lapisan sebagai berikut :
Kerak Bumi
Kerak bumi adalah lapisan terluar Bumi yang terbagi menjadi dua kategori, yaitu kerak samudra dan kerak benua. Kerak samudra mempunyai ketebalan sekitar 5-10 km sedangkan kerak benua mempunyai ketebalan sekitar 20-70 km. Penyusun kerak samudra yang utama adalah batuan basalt, sedangkan batuan penyusun kerak benua yang utama adalah granit, yang tidak sepadat batuan basalt. Kerak bumi dan sebagian mantel bumi membentuk lapisan litosfer dengan ketebalan total kurang lebih 80 km.
Temperatur kerak meningkat seiring kedalamannya. Pada batas terbawahnya temperatur kerak menyentuh angka 200-400 oC. Kerak dan bagian mantel yang relatif padat membentuk lapisan litosfer. Karena konveksi pada mantel bagian atas dan astenosfer, litosfer dipecah menjadi lempeng tektonik yang bergerak. Temperatur meningkat 30 oC setiap km, namun gradien panas bumi akan semakin rendah pada lapisan kerak yang lebih dalam.
Unsur-unsur kimia utama pembentuk kerak bumi adalah: Oksigen (O) (46,6%), Silikon (Si) (27,7%), Aluminium (Al) (8,1%), Besi (Fe) (5,0%), Kalsium (Ca) (3,6%), Natrium (Na) (2,8%), Kalium (K) (2,6%), Magnesium (Mg) (2,1%). Para ahli dapat merekonstruksi lapisan-lapisan yang ada di bawah permukaan bumi berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap seismogram yang direkam oleh stasiun pencatat gempa yang ada di seluruh dunia.
Kerak bumi purba sangat tipis, dan mungkin mengalami proses daur ulang oleh lempengan tektonik yang jauh lebih aktif dari saat ini dan dihancurkan beberapa kali oleh tabrakan asteroid, yang dulu sangat umum terjadi pada masa awal terbentuknya tata surya. Usia tertua dari kerak samudra saat ini adalah 200 juta, namun kerak benua memiliki lapisan yang jauh lebih tua. Lapisan kerak benua tertua yang diketahui saat ini adalah berusia 3,7 hingga 4,28 miliar tahun dan ditemukan di Narryer Gneiss Terrane di Barat Australia dan di Acasta Gneiss, Kanada.
Mantel Bumi
Mantel bumi terletak di antara kerak dan inti luar bumi. Mantel bumi merupakan batuan yang mengandung magnesium dan silikon. Suhu pada mantel bagian atas �1300 �C-1500 �C dan suhu pada mantel bagian dalam �1500 �C-3000 �C
Inti Bumi
Sedangkan menurut sifat mekanik (sifat dari material) -nya, bumi dapat dibagi menjadi lapisan-lapisan sebagai berikut :
Bumi mempunyai diameter sepanjang 12.756 kilometer. Gravitasi Bumi diukur sebagai 10 N kg-1 dijadikan unit ukuran gravitasi planet lain, dengan gravitasi Bumi dipatok sebagai 1. Bumi mempunyai 1 satelit alami yaitu Bulan. 70,8% permukaan bumi diliputi air. Udara Bumi terdiri dari 78% nitrogen, 21% oksigen, dan 1% uap air, karbondioksida, dan gas lain. Bumi diperkirakan tersusun atas inti dalam bumi yang terdiri dari besi nikel beku setebal 1.370 kilometer dengan suhu 4.500 �C, diselimuti pula oleh inti luar yang bersifat cair setebal 2.100 kilometer, lalu diselimuti pula oleh mantel silika setebal 2.800 kilometer membentuk 83% isi bumi, dan akhirnya sekali diselimuti oleh kerak bumi setebal kurang lebih 85 kilometer. Kerak bumi lebih tipis di dasar laut yaitu sekitar 5 kilometer. Kerak bumi terbagi kepada beberapa bagian dan bergerak melalui pergerakan tektonik lempeng (teori Continental Drift) yang menghasilkan gempa bumi. Titik tertinggi di permukaan bumi adalah gunung Everest setinggi 8.848 meter, dan titik terdalam adalah palung Mariana di samudra Pasifik dengan kedalaman 10.924 meter. Danau terdalam adalah Danau Baikal dengan kedalaman 1.637 meter, sedangkan danau terbesar adalah Laut Kaspia dengan luas 394.299 km2.
Lapisan bumi
Menurut komposisi (jenis dari materialnya), Bumi dapat dibagi menjadi lapisan-lapisan sebagai berikut :
Kerak Bumi
Kerak bumi adalah lapisan terluar Bumi yang terbagi menjadi dua kategori, yaitu kerak samudra dan kerak benua. Kerak samudra mempunyai ketebalan sekitar 5-10 km sedangkan kerak benua mempunyai ketebalan sekitar 20-70 km. Penyusun kerak samudra yang utama adalah batuan basalt, sedangkan batuan penyusun kerak benua yang utama adalah granit, yang tidak sepadat batuan basalt. Kerak bumi dan sebagian mantel bumi membentuk lapisan litosfer dengan ketebalan total kurang lebih 80 km.
Temperatur kerak meningkat seiring kedalamannya. Pada batas terbawahnya temperatur kerak menyentuh angka 200-400 oC. Kerak dan bagian mantel yang relatif padat membentuk lapisan litosfer. Karena konveksi pada mantel bagian atas dan astenosfer, litosfer dipecah menjadi lempeng tektonik yang bergerak. Temperatur meningkat 30 oC setiap km, namun gradien panas bumi akan semakin rendah pada lapisan kerak yang lebih dalam.
Unsur-unsur kimia utama pembentuk kerak bumi adalah: Oksigen (O) (46,6%), Silikon (Si) (27,7%), Aluminium (Al) (8,1%), Besi (Fe) (5,0%), Kalsium (Ca) (3,6%), Natrium (Na) (2,8%), Kalium (K) (2,6%), Magnesium (Mg) (2,1%). Para ahli dapat merekonstruksi lapisan-lapisan yang ada di bawah permukaan bumi berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap seismogram yang direkam oleh stasiun pencatat gempa yang ada di seluruh dunia.
Kerak bumi purba sangat tipis, dan mungkin mengalami proses daur ulang oleh lempengan tektonik yang jauh lebih aktif dari saat ini dan dihancurkan beberapa kali oleh tabrakan asteroid, yang dulu sangat umum terjadi pada masa awal terbentuknya tata surya. Usia tertua dari kerak samudra saat ini adalah 200 juta, namun kerak benua memiliki lapisan yang jauh lebih tua. Lapisan kerak benua tertua yang diketahui saat ini adalah berusia 3,7 hingga 4,28 miliar tahun dan ditemukan di Narryer Gneiss Terrane di Barat Australia dan di Acasta Gneiss, Kanada.
Mantel Bumi
Mantel bumi terletak di antara kerak dan inti luar bumi. Mantel bumi merupakan batuan yang mengandung magnesium dan silikon. Suhu pada mantel bagian atas �1300 �C-1500 �C dan suhu pada mantel bagian dalam �1500 �C-3000 �C
Inti Bumi
Sedangkan menurut sifat mekanik (sifat dari material) -nya, bumi dapat dibagi menjadi lapisan-lapisan sebagai berikut :
- Litosfir
- Astenosfir
- Mesosfir
- Inti Bumi bagian luar
struktur bumi dan lapisannya
Struktur Bumi
Bentuk Planet Bumi
Bentuk planet Bumi sangat mirip dengan bulat pepat (oblate spheroid), sebuah bulatan yang tertekan ceper pada orientasi kutub-kutub yang menyebabkan buncitan pada bagian khatulistiwa. Buncitan ini terjadi karena rotasi bumi, menyebabkan ukuran diameter katulistiwa 43 km lebih besar dibandingkan diameter dari kutub ke kutub. Diameter rata-rata dari bulatan bumi adalah 12.742 km, atau kira-kira 40.000 km/π. Karena satuan meter pada awalnya didefinisikan sebagai 1/10.000.000 jarak antara katulistiwa ke kutub utara melalui kota Paris, Perancis.
Topografi lokal sedikit bervariasi dari bentuk bulatan ideal yang mulus, meski pada skala global, variasi ini sangat kecil. Bumi memiliki toleransi sekitar satu dari 584, atau 0,17% dibanding bulatan sempurna (reference spheroid), yang lebih mulus jika dibandingkan dengan toleransi sebuah bola biliar, 0,22%. Lokal deviasi terbesar pada permukaan bumi adalah gunung Everest (8.848 m di atas permukaan laut) dan Palung Mariana (10.911 m di bawah permukaan laut). Karena buncitan khatulistiwa, bagian bumi yang terletak paling jauh dari titik tengah bumi sebenarnya adalah gunung Chimborazo di Ekuador.
Proses alam endogen/tenaga endogen adalah tenaga bumi yang berasal dari dalam bumi. Tenaga alam endogen bersifat membangun permukaan bumi ini. Tenaga alam eksogen berasal dari luar bumi dan bersifat merusak. Jadi kedua tenaga itulah yang membuat berbagai macam relief di muka bumi ini seperti yang kita tahu bahwa permukaan bumi yang kita huni ini terdiri atas berbagai bentukan seperti gunung, lembah, bukit, danau, sungai, dsb. Adanya bentukan-bentukan tersebut, menyebabkan permukaan bumi menjadi tidak rata. Bentukan-bentukan tersebut dikenal sebagai relief bumi.
Komposisi Kimia Bumi
Massa bumi kira-kira adalah 5,98×1024 kg. Kandungan utamanya adalah besi(32,1%), oksigen (30,1%), silikon (15,1%), magnesium (13,9%), sulfur (2,9%), nikel (1,8%), kalsium (1,5%), and aluminium (1,4%); dan 1,2% selebihnya terdiri dari berbagai unsur-unsur langka. Karena proses pemisahan massa, bagian inti bumi dipercaya memiliki kandungan utama besi (88,8%) dan sedikit nikel (5,8%), sulfur (4,5%) dan selebihnya kurang dari 1% unsur langka.
Ahli geokimia F. W. Clarke memperhitungkan bahwa sekitar 47% kerak bumi terdiri dari oksigen. Batuan-batuan paling umum yang terdapat di kerak bumi hampir semuanya adalah oksida (oxides); klorin, sulfur dan florin adalah kekecualian dan jumlahnya di dalam batuan biasanya kurang dari 1%. Oksida-oksida utama adalah silika, alumina, oksida besi, kapur, magnesia, potas dan soda. Fungsi utama silika adalah sebagai asam, yang membentuk silikat. Ini adalah sifat dasar dari berbagai mineral batuan beku yang paling umum. Berdasarkan perhitungan dari 1,672 analisa berbagai jenis batuan, Clarke menyimpulkan bahwa 99,22% batuan terdiri dari 11 oksida (lihat tabel kanan). Konstituen lainnya hanya terjadi dalam jumlah yang kecil.
Lapisan Lapisan Bumi
Menurut komposisi (jenis dari materialnya), bumi dapat dibagi menjadi lapisan-lapisan sebagai berikut:
1. Kerak bumi (crush) merupakan kulit bumi bagian luar (permukaan bumi). Tebal lapisan kerak bumi mencapai 70 km dan merupakan lapisan batuan yang terdiri dari batu-batuan basa dan masam. Lapisan ini menjadi tempat tinggal bagi seluruh mahluk hidup. Suhu di bagian bawah kerak bumi mencapai 1.100 oC. Lapisan kerak bumi dan bagian di bawahnya hingga kedalaman 100 km dinamakan litosfer.
2. Selimut atau selubung (mantle) merupakan lapisan yang terletak di bawah lapisan kerak bumi. Tabal selimut bumi mencapai 2.900 km dan merupakan lapisan batuan padat. Suhu di bagian bawah selimut bumi mencapai 3.000 oC.
3. Inti bumi (core), yang terdiri dari material cair, dengan penyusun utama logam besi (90%), nikel (8%), dan lain-lain yang terdapat pada kedalaman 2900 – 5200 km. Lapisan ini dibedakan menjadi lapisan inti luar dan lapisan inti dalam. Lapisan inti luar tebalnya sekitar 2.000 km dan terdiri atas besi cair yang suhunya mencapai 2.200 oC. inti dalam merupakan pusat bumi berbentuk bola dengan diameter sekitar 2.700 km. Inti dalam ini terdiri dari nikel dan besi yang suhunya mencapai 4.500 oC.
Berdasarkan susunan kimianya, bumi dapat dibagi menjadi empat bagian, yakni bagian padat (lithosfer) yang terdiri dari tanah dan batuan; bagian cair (hidrosfer) yang terdiri dari berbagai bentuk ekosistem perairan seperti laut, danau dan sungai; bagian udara (atmosfer) yang menyelimuti seluruh permukaan bumi serta bagian yang ditempati oleh berbagai jenis organisme (biosfer). Selengkapnya mengenai atmosfer,bisa membaca pada tulisan terdahulu tentang pengertian atmosfer.
Keempat komponen tersebut berinteraksi secara aktif satu sama lain, misalnya dalam siklus biogeokimia dari berbagai unsure kimia yang ada di bumi, proses transfer panas dan perpindahan materi padat.
Bentuk Planet Bumi
Bentuk planet Bumi sangat mirip dengan bulat pepat (oblate spheroid), sebuah bulatan yang tertekan ceper pada orientasi kutub-kutub yang menyebabkan buncitan pada bagian khatulistiwa. Buncitan ini terjadi karena rotasi bumi, menyebabkan ukuran diameter katulistiwa 43 km lebih besar dibandingkan diameter dari kutub ke kutub. Diameter rata-rata dari bulatan bumi adalah 12.742 km, atau kira-kira 40.000 km/π. Karena satuan meter pada awalnya didefinisikan sebagai 1/10.000.000 jarak antara katulistiwa ke kutub utara melalui kota Paris, Perancis.
Topografi lokal sedikit bervariasi dari bentuk bulatan ideal yang mulus, meski pada skala global, variasi ini sangat kecil. Bumi memiliki toleransi sekitar satu dari 584, atau 0,17% dibanding bulatan sempurna (reference spheroid), yang lebih mulus jika dibandingkan dengan toleransi sebuah bola biliar, 0,22%. Lokal deviasi terbesar pada permukaan bumi adalah gunung Everest (8.848 m di atas permukaan laut) dan Palung Mariana (10.911 m di bawah permukaan laut). Karena buncitan khatulistiwa, bagian bumi yang terletak paling jauh dari titik tengah bumi sebenarnya adalah gunung Chimborazo di Ekuador.
Proses alam endogen/tenaga endogen adalah tenaga bumi yang berasal dari dalam bumi. Tenaga alam endogen bersifat membangun permukaan bumi ini. Tenaga alam eksogen berasal dari luar bumi dan bersifat merusak. Jadi kedua tenaga itulah yang membuat berbagai macam relief di muka bumi ini seperti yang kita tahu bahwa permukaan bumi yang kita huni ini terdiri atas berbagai bentukan seperti gunung, lembah, bukit, danau, sungai, dsb. Adanya bentukan-bentukan tersebut, menyebabkan permukaan bumi menjadi tidak rata. Bentukan-bentukan tersebut dikenal sebagai relief bumi.
Komposisi Kimia Bumi
Massa bumi kira-kira adalah 5,98×1024 kg. Kandungan utamanya adalah besi(32,1%), oksigen (30,1%), silikon (15,1%), magnesium (13,9%), sulfur (2,9%), nikel (1,8%), kalsium (1,5%), and aluminium (1,4%); dan 1,2% selebihnya terdiri dari berbagai unsur-unsur langka. Karena proses pemisahan massa, bagian inti bumi dipercaya memiliki kandungan utama besi (88,8%) dan sedikit nikel (5,8%), sulfur (4,5%) dan selebihnya kurang dari 1% unsur langka.
Ahli geokimia F. W. Clarke memperhitungkan bahwa sekitar 47% kerak bumi terdiri dari oksigen. Batuan-batuan paling umum yang terdapat di kerak bumi hampir semuanya adalah oksida (oxides); klorin, sulfur dan florin adalah kekecualian dan jumlahnya di dalam batuan biasanya kurang dari 1%. Oksida-oksida utama adalah silika, alumina, oksida besi, kapur, magnesia, potas dan soda. Fungsi utama silika adalah sebagai asam, yang membentuk silikat. Ini adalah sifat dasar dari berbagai mineral batuan beku yang paling umum. Berdasarkan perhitungan dari 1,672 analisa berbagai jenis batuan, Clarke menyimpulkan bahwa 99,22% batuan terdiri dari 11 oksida (lihat tabel kanan). Konstituen lainnya hanya terjadi dalam jumlah yang kecil.
Lapisan Lapisan Bumi
Menurut komposisi (jenis dari materialnya), bumi dapat dibagi menjadi lapisan-lapisan sebagai berikut:
1. Kerak bumi (crush) merupakan kulit bumi bagian luar (permukaan bumi). Tebal lapisan kerak bumi mencapai 70 km dan merupakan lapisan batuan yang terdiri dari batu-batuan basa dan masam. Lapisan ini menjadi tempat tinggal bagi seluruh mahluk hidup. Suhu di bagian bawah kerak bumi mencapai 1.100 oC. Lapisan kerak bumi dan bagian di bawahnya hingga kedalaman 100 km dinamakan litosfer.
2. Selimut atau selubung (mantle) merupakan lapisan yang terletak di bawah lapisan kerak bumi. Tabal selimut bumi mencapai 2.900 km dan merupakan lapisan batuan padat. Suhu di bagian bawah selimut bumi mencapai 3.000 oC.
3. Inti bumi (core), yang terdiri dari material cair, dengan penyusun utama logam besi (90%), nikel (8%), dan lain-lain yang terdapat pada kedalaman 2900 – 5200 km. Lapisan ini dibedakan menjadi lapisan inti luar dan lapisan inti dalam. Lapisan inti luar tebalnya sekitar 2.000 km dan terdiri atas besi cair yang suhunya mencapai 2.200 oC. inti dalam merupakan pusat bumi berbentuk bola dengan diameter sekitar 2.700 km. Inti dalam ini terdiri dari nikel dan besi yang suhunya mencapai 4.500 oC.
Berdasarkan susunan kimianya, bumi dapat dibagi menjadi empat bagian, yakni bagian padat (lithosfer) yang terdiri dari tanah dan batuan; bagian cair (hidrosfer) yang terdiri dari berbagai bentuk ekosistem perairan seperti laut, danau dan sungai; bagian udara (atmosfer) yang menyelimuti seluruh permukaan bumi serta bagian yang ditempati oleh berbagai jenis organisme (biosfer). Selengkapnya mengenai atmosfer,bisa membaca pada tulisan terdahulu tentang pengertian atmosfer.
Keempat komponen tersebut berinteraksi secara aktif satu sama lain, misalnya dalam siklus biogeokimia dari berbagai unsure kimia yang ada di bumi, proses transfer panas dan perpindahan materi padat.
Kamis, 29 November 2012
Mengenal Struktur Lapisan Bumi
Bumi adalah anggota tata surya yang
reliefnya tidak rata . Bumi terdiri dari beberapa lapisan , yaitu inti
dalam , inti luar , mantel dan kerak bumi. Inti bumi terdiri dari inti
luar dan inti dalam merupakan masa cair liat yang sangat kental dan
sangat panas , terdiri dari nikel dan besi. Suhu di pusat bumi mencapai lebih dari 2.500 ° C. Pada bagian mantel berupa
masa cair yang liat dan sangat panas dengan masa jenis 3 – 8 yang
terdiri dari silisium dan magnesium. Sedangkan lapisan yang paling luar
berupa massa padat yang dinamakan kulit bumi atau kerak bumi. Kerak bumi ini dingin dan padat terapung diatas lapisan mantel yang cair liat.
Secara terperinci struktur bumi mempunyai lapisan sebagai berikut :
1. Kerak bumi (crust)
Lapisan
ini menempati bagian paling luar dengan tebal 6-50 km. Tebal lapisan
ini tidak sama di setiap tempat, di benua tebalnya 20-50 km, samudra
0-5km atau bersamaan dengan air diatasnya sekitar 6-12 km. Tersusun dari materi-materi padat yang kaya silisium dan uluminium. Kerak bumi ini dapat dibagi 2 yaitu:
- Lapisan granitis yaitu lapisan yang kaya akan batuan granit, lapisan ini tidak dijumpai di dasar samudra.
· Lapisan basaltis yaitu lapisan yang kaya akan material basalt.
Kerak bumi ini dingin dan padat terapung diatas lapisan mantel yang cair liat.
Kerak
bumi (crust) , selagi dalam bentuk solidnya bersifat mobile dan
mengapung diatas cairan magma. Menurut teori tektonik lempeng, terjadi
arus konveksi dibawah lapisan crust ini memaksa magma (batuan
panas/cair, yang bergerak plastis) untuk bergerak keatas. Pada
titik-titik tertentu (biasanya pada mid-ocean) magma membentuk
celah/palung dan menerobos ke permukaan. Hal ini akan menyebabkan
lempeng saling bergerak menjauh atau saling bertabrakan secara gradual.
Jika pergerakan ini terjadi dengan tiba-tiba, terjadilah gempa.
2. Selimut bumi (mantle)
Lapisan ini terletak di bawah kerak bumi yang mempunyai suhu kira-kira 2000° C dan pada umumnya dibagi menjadi 3 yaitu:
- Lhitosfer
Letaknya
paling atas dari selimut bumi, terdiri dari materi-materi yang berwujud
padat dan kaya silisium dan aluminium, tebalnya sekitar 50-100 km.
Bersamaan dengan kerak bumi sering disebut dengan lempeng lhitosfer yang
mengapung diatas lapisan yang agak kental yaitu astheonosfer.
- Astheonosfer
Lapisan
dibawah lhitosfer yang wujudnya agak kental, kaya dengan silisium,
aluminium dan magnesium. Tebal lapisan ini sekitar 130-160 km
- Mesosfer
Lapisan yang lebih berat dan tebal, kaya dengan silisium dan magnesium. Tebalnya sekitar 2400-2750 km.
3. Inti bumi (core)
Inti bumi berukuran diameter 7000 km dan terdiri dari besi dan nikel. Lapisan
paling luar (tebal 2200 km) merupakan liquid atau cairan. Lapisan
terdalam bersifat solid atau padat, dengan density sekitar 10.5 SG dan
suhunya lebih dari 2.500° Celcius. Menurut teori, perputaran bumi pada
porosnya (rotasi) menyebabkan terjadinya arus sirkulasi pada bagian cair
inti bumi. Sirkulasi ini merupakan sumber dari medan magnet yang
menyelimuti bumi.
Lapisan ini menempati bagian paling dalam dan dapat dibagi menjadi 2 yaitu:
- Inti bagian luar (outher core)
Tebal lapisan ini sekitar 2160 km, kemungkinan tersusun dari materi yang kaya silisium, besi dan magnesium.
- Inti bagian dalam (inner core)
Tebal lapisan ini sekitar 1320 km, tersusun dari materi yang kaya nikel dan besi dengan densitas lebih besar.
2. Selimut bumi (mantle)
Lapisan ini terletak di bawah kerak bumi yang mempunyai suhu kira-kira 2000° C dan pada umumnya dibagi menjadi 3 yaitu:
- Lhitosfer
Letaknya
paling atas dari selimut bumi, terdiri dari materi-materi yang berwujud
padat dan kaya silisium dan aluminium, tebalnya sekitar 50-100 km.
Bersamaan dengan kerak bumi sering disebut dengan lempeng lhitosfer yang
mengapung diatas lapisan yang agak kental yaitu astheonosfer.
- Astheonosfer
Lapisan
dibawah lhitosfer yang wujudnya agak kental, kaya dengan silisium,
aluminium dan magnesium. Tebal lapisan ini sekitar 130-160 km
Pesawat antariksa AS temukan es di kawah bulan
Kamis, 21 Juni 2012 10:57 WIB | 6365 Views
Washington (ANTARA News) - Lunar Reconnaissance Orbiter
(LRO)--pesawat antariksa milik Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA)--
telah mengirim data yang menunjukkan 22 persen bahan permukaan kawah
yang ada di kutub selatan Bulan mungkin terdiri atas es.Tim NASA dan ilmuwan universitas menggunakan cahaya dari laser altimeter LRO untuk meneliti dasar kawah Shackleton dan menemukan dasar kawah yang lebih terang dari dasar kawah lain, yang menjadi indikasi keberadaan sedikit es.
Informasi yang dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Nature pada Kamis ini akan membantu para peneliti memahami formasi kawah dan studi tentang bagian Bulan yang lain.
"Pengukuran keterangan cahaya telah membuat kami bingung sejak dua musim panas lalu," kata Gregory Neumann dari Pusat Penerbangan Antariksa Goddard NASA di Greenbelt, anggota penulis studi itu, di laman resmi NASA.
"Meskipun pembagian cahaya tidak persis seperti apa yang telah kami perkirakan, kenyataannya setiap pengukuran yang berkaitan dengan es dan senyawa mudah menguap lain di Bulan sungguh mengejutkan, mengingat temperatur dingin kosmik di dalam kawah kutubnya," jelas Neumann.
Pesawat ruang angkasa itu memetakan kawah Shackleton dengan detil yang sebelumnya belum ada menggunakan laser untuk menerangi bagian dalam kawah dan mengukur albedo atau kemampuan memantulkan cahayanya.
Tim juga menggunakan instrumen untuk memetakan relief medan kawah berdasarkan waktu yang diperlukan cahaya laser memantul kembali ke permukaan bulan. Makin lama waktu yang diperlukan, makin rendah ketinggian medan.
Selain bukti keberadaan es tambahan, peta kelompok Shackleton juga menunjukkan bagaimana kawah tetap ada dalam keadaan tak tanpa cacat sejak pembentukannya lebih dari tiga miliar tahun lalu. Di lantai kawah itu ada kawah-kawah kecil, yang mungkin telah terbentuk sebagai bagian dari benturan yang menciptakan Shackleton.
Kawah yang diberi nama dengan nama penjelajah Antartika, Ernest Shackleton, itu berkedalaman dua mil dan lebar lebih dari 12 mil. Seperti beberapa kawah di kutub selatan Bulan, kemiringan kecil poros Bulan menunjukkan bahwa bagian dalam kawah Shackleton gelap permanen sehingga sangat dingin.
"Bagian dalam kawah sangat kasar. Tak akan mudah merangkak di salamnya," kata Maria Zuber, ketua kelompok peneliti dari Massachusetts Institute of Technology di Cambridge in Mass.
debu alam semesta mendeketi sistem tata surya
Badan antariksa Eropa mengamati badai debu bintang
sedang mendekati sistem tata surya. Debu bintang adalah partikel alam
semesta yang halusnya setara dengan 1/100 dari rambut, secara individual
ia tidak akan mengakibatkan dampak yang terlalu besar, namun ia bisa
berbenturan dengan planet kecil yang bebas. Benturan bisa mendatangkan
debu yang semakin banyak dan besar di dalam sistem tata surya, pelat
pembangkit listrik energi matahari pesawat antariksa akan semakin sering
dihambat oleh debu, sehingga secara perlahan-lahan kehilangan tenaga
penggerak. Observatorium astronomi pengamat angkasa mau tidak mau harus
menghadapi kabut yang diakibatkan debu.
Sejak 1990 pesawat ulang alik Ulysses diluncurkan,
terus mengamati badai debu bintang dengan kecepatan yang bagaimana
memasuki sistem tata surya melalui angkasa antarplanet di sekelilingnya.
Melalui sebuah instrumen yang bernama Dust di atas pesawat ulang alik,
ilmuwan mengamati bahwa debu bintang pada kenyataannya bisa mendekati
bumi atau planet lainnya, namun dikendalikan oleh medan magnet matahari.
Medan magnet matahari bagaikan sebuah penjaga yang kuat memantulkan
kembali sebagian besar debu bintang. Namun, setiap 11 tahun sebelum
periode matahari berakhir aktivitas internal matahari bertambah kuat
membentuk periode terbesar matahari, di tengah-tengah gumpalan awan
bintang Alpha Sagitarius. Suhu gumpalan awan tersebut agak rendah, namun
di saat itu medan magnet matahari berhubung kutub magnet berbalik,
sehingga semakin berubah menjadi kacau. Dan akibatnya adalah fungsi
tirai pelindung matahari melemah, dan debu bintang yang semakin banyak
dapat memasuki sistem tata surya.
Namun, temuan
baru Ulysses yang membuat terkejut adalah jumlah debu bintang malah
terus bertambah meskipun aktivitas matahari telah berhenti, lagi pula
medan magnetnya telah normal kembali pada tahun 2001.
Ilmuwan berpendapat bahwa ini berhubungan dengan bentuk
perubahan kutub magnet periode terbesar matahari. Kutub magnet matahari
kali ini tidak berbalik total dari utara ke selatan, namun berputar
setengah. Saat ini condong ke satu sisi garis khatulistiwa matahari,
magnet tirai pelindung yang agak lemah membuat debu bintang memasuki
sistem tata surya 2-3 kali lipat lebih banyak dibanding akhir tahun
1990-an, bahkan jumlah yang masuk mungkin terus bertambah, sampai pada
akhir periode matahari tahun 2012 akan mencapai pada tingkat lebih
banyak 10 kali lipat.
Di atas bumi, orang-orang
mungkin memperhatikan setiap malam meteor yang sporadis jatuh ke
permukaan bumi semakin bertambah, namun jatuhnya meteor-meteor tersebut
sangat lemah. Para astronom masih belum tahu apakah debu bintang yang
kini semakin banyak memasuki sistem tata surya berhubungan dengan sistem
tata surya yang sedang bergerak menuju ke gumpalan awan antarplanet
yang semakin padat. Matahari kita saat ini yang disebut oleh para
ilmuwan sedang berada di tepi gumpalan awan antarplanet ini, akan segera
bergabung dan merapat dengan tetangga bintang tetap kita yang paling
dekat.
penemuan sebuah sistem planet
Para astronom telah menemukan sebuah sistem planet yang terdiri
dari lima atau tujuh planet. Planet tersebut mengorbit bintang yang
serupa dengan Matahari yaitu HD 10180. Hal ini menyebabkan sistem
tatasurya yang mirip dengan sistem tata surya kita. Tim astronom juga
menemukan bukti bahwa jarak planet dari bintang HD 10180 yang mereka
orbit memiliki pola yang teratur, seperti pada sistem tata surya kita.
“Kami telah
menemukan apa yang paling mungkin dengan sistem tata surya kita” kata
Christophe Lovis, penulis utama kertas pelaporan hasilnya. “Studi
tentang gerakan planet dalam sistem baru mengungkap interaksi
gravitasi kompleks antara planet dan memberi kita wawasan ke dalam
evolusi jangka panjang dari sistem.”
Alat yang digunakan untuk melihat
Tim astronom menggunakan spektograf HARPS, melekat pada teleskop ESO’s 3,6 meter di La Silla, Chile, untuk studi enam tahun-panjang HD 10180, yang terletak 127 tahun cahaya di konstelasi selatan Hydrus.
Para astronom mendeteksi gerakan kecil bintang disebabkan oleh atraksi gravitasi dari lima atau lebih planet. Kelima sinyal terkuat menunjukkan planet dengan massa sekitar Neptunus, yang mengorbit dengan jangka waktu berkisar enam sampai 600 hari. Mereka terletak di antara 0,06 dan 1,4 kali jarak Bumi-Matahari dari bintang mereka.
“Kami juga memiliki alasan kuat untuk percaya bahwa dua planet lain yang ada,” kata Lovis.
Salah satunya seperti sebuah planet Saturnus yang mengorbit dalam waktu 2.200 hari. Yang lain akan menjadi planet terkecil yang pernah ditemukan, dengan massa sekitar 1,4 kali Bumi. Ini sangat dekat dengan bintang inangnya, dan hanya dua persen dari jarak Bumi-Matahari.
“Objek ini menyebabkan goyangan bintang yang hanya sekitar tiga kilometer per jam – lebih lambat dari kecepatan berjalan – dan gerakan ini sangat sulit untuk diukur,” kata anggota tim Damien Ségransan. Jika dikonfirmasi, itu akan menjadi sebuah planet berbatu panas, mirip dengan Corot-7b.
Wilayah bagian dalam sistem lebih dihuni dari kita sendiri. Mungkin tidak memiliki gas raksasa seperti Jupiter. Tidak seperti di tata surya kita, semua planet tampaknya memiliki orbit yang hampir lingkaran.
Sejauh ini, para astronom tahu sistem lima belas dengan setidaknya tiga planet. Catatan pemegang terakhir adalah 55 Cancri, yang berisi lima, dua dari mereka menjadi planet raksasa. “Sistem planet berukuran kecil seperti yang di sekitar HD 10180 tampaknya sangat umum, tapi sejarah pembentukan mereka tetap teka-teki,” kata Lovis.
Menggunakan penemuan baru serta data untuk sistem planet lain, para astronom menemukan setara hukum Titius-Bode yang ada di tata surya kita: jarak dari planet dari bintang mereka tampaknya mengikuti pola yang teratur.
Mereka juga menemukan hubungan antara massa sebuah sistem planet dan sifat bintang inangnya.
Semua sistem planet yang sangat besar ditemukan di sekitar bintang besar dan logam-kaya, sementara empat sistem terendah-massal ditemukan di sekitar rendah-massa, bintang logam-miskin. Sifat semacam pastikan model teoritis saat ini.
“Penemuan ini luar biasa juga menyoroti fakta bahwa kita sekarang memasuki era baru dalam penelitian planet ekstrasurya: studi tentang sistem planet yang kompleks dan tidak hanya planet individu,” kata Lovis.
Alat yang digunakan untuk melihat
Tim astronom menggunakan spektograf HARPS, melekat pada teleskop ESO’s 3,6 meter di La Silla, Chile, untuk studi enam tahun-panjang HD 10180, yang terletak 127 tahun cahaya di konstelasi selatan Hydrus.
Para astronom mendeteksi gerakan kecil bintang disebabkan oleh atraksi gravitasi dari lima atau lebih planet. Kelima sinyal terkuat menunjukkan planet dengan massa sekitar Neptunus, yang mengorbit dengan jangka waktu berkisar enam sampai 600 hari. Mereka terletak di antara 0,06 dan 1,4 kali jarak Bumi-Matahari dari bintang mereka.
“Kami juga memiliki alasan kuat untuk percaya bahwa dua planet lain yang ada,” kata Lovis.
Salah satunya seperti sebuah planet Saturnus yang mengorbit dalam waktu 2.200 hari. Yang lain akan menjadi planet terkecil yang pernah ditemukan, dengan massa sekitar 1,4 kali Bumi. Ini sangat dekat dengan bintang inangnya, dan hanya dua persen dari jarak Bumi-Matahari.
“Objek ini menyebabkan goyangan bintang yang hanya sekitar tiga kilometer per jam – lebih lambat dari kecepatan berjalan – dan gerakan ini sangat sulit untuk diukur,” kata anggota tim Damien Ségransan. Jika dikonfirmasi, itu akan menjadi sebuah planet berbatu panas, mirip dengan Corot-7b.
Wilayah bagian dalam sistem lebih dihuni dari kita sendiri. Mungkin tidak memiliki gas raksasa seperti Jupiter. Tidak seperti di tata surya kita, semua planet tampaknya memiliki orbit yang hampir lingkaran.
Sejauh ini, para astronom tahu sistem lima belas dengan setidaknya tiga planet. Catatan pemegang terakhir adalah 55 Cancri, yang berisi lima, dua dari mereka menjadi planet raksasa. “Sistem planet berukuran kecil seperti yang di sekitar HD 10180 tampaknya sangat umum, tapi sejarah pembentukan mereka tetap teka-teki,” kata Lovis.
Menggunakan penemuan baru serta data untuk sistem planet lain, para astronom menemukan setara hukum Titius-Bode yang ada di tata surya kita: jarak dari planet dari bintang mereka tampaknya mengikuti pola yang teratur.
Mereka juga menemukan hubungan antara massa sebuah sistem planet dan sifat bintang inangnya.
Semua sistem planet yang sangat besar ditemukan di sekitar bintang besar dan logam-kaya, sementara empat sistem terendah-massal ditemukan di sekitar rendah-massa, bintang logam-miskin. Sifat semacam pastikan model teoritis saat ini.
“Penemuan ini luar biasa juga menyoroti fakta bahwa kita sekarang memasuki era baru dalam penelitian planet ekstrasurya: studi tentang sistem planet yang kompleks dan tidak hanya planet individu,” kata Lovis.
JAKARTA - Puncak aktivitas matahari yang
diperkirakan akan terjadi pada 2012, disebutkan Lembaga Penerbangan dan
Antariksa Nasional (Lapan) dapat menimbulkan badai matahari.
Profesor riset astronomi Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin, memperkirakan puncak aktivitas pusat tata surya kita, yaitu matahari, akan terjadi antara tahun 2012 hingga 2013.
"Badai matahari merupakan dampak dari puncak aktivitas matahari. Dampak terburuk dari fenomena ini adalah terganggunya teknologi satelit, komunikasi, navigasi dan induksi trafo listrik," kata Thomas saat dihubungi okezone, Sabtu (6/3/2010).
Namun menurut Thomas hal itu sangat normal sebagai bagian dari siklus puncak aktivitas matahari yang terjadi setiap 11 tahun sekali. Meski perlu diwaspadai, badai itu tidak sampai menghancurkan bumi. Dampak badai matahari yang paling terasa adalah perubahan iklim yang ekstrem.
"Biasanya terjadi perubahan suhu ekstrem di bumi belahan utara. Di duga, perubahan cuaca yang ekstrem akhir-akhir ini merupakan dampak dari aktivitas minimum matahari yang diperkirakan berlangsung pada 2006 hingga 2007. Namun nyatanya aktivitas minimum ini terus berlanjut hingga 2009," terang Thomas.
Sebelumnya, Kepala Lapan Adi Sadewo Salatun juga pernah menyebutkan bahwa perkiraan akan datangnya kiamat pada 2012, faktanya merupakan fenomena alami berupa aktivitas maksimal matahari yang rutin terjadi secara berkala setiap 11 tahun sekali.
"Secara sederhana, para astronom menggambarkannya sebagai aktivitas kekuatan gravitasi matahari yang sangat kuat dan setiap 11 tahun sekali perilakunya meningkat. Saat tarik menarik gravitasi demikian kuat dan tidak tertahankan lagi, hal ini akan menyebabkan ledakan hidrogen," kata Adi beberapa waktu lalu.
Puncak aktivitas matahari melontarkan miliaran ton partikel, plasma berenergi tinggi, dan radiasi gelombang elektromagnetik. Lontaran partikel dan radiasi yang mengarah ke bumi akan mempengaruhi lapisan atmosfer, sistem teknologi, serta aktivitas manusia di antariksa dan bumi. (rah)
Profesor riset astronomi Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin, memperkirakan puncak aktivitas pusat tata surya kita, yaitu matahari, akan terjadi antara tahun 2012 hingga 2013.
"Badai matahari merupakan dampak dari puncak aktivitas matahari. Dampak terburuk dari fenomena ini adalah terganggunya teknologi satelit, komunikasi, navigasi dan induksi trafo listrik," kata Thomas saat dihubungi okezone, Sabtu (6/3/2010).
Namun menurut Thomas hal itu sangat normal sebagai bagian dari siklus puncak aktivitas matahari yang terjadi setiap 11 tahun sekali. Meski perlu diwaspadai, badai itu tidak sampai menghancurkan bumi. Dampak badai matahari yang paling terasa adalah perubahan iklim yang ekstrem.
"Biasanya terjadi perubahan suhu ekstrem di bumi belahan utara. Di duga, perubahan cuaca yang ekstrem akhir-akhir ini merupakan dampak dari aktivitas minimum matahari yang diperkirakan berlangsung pada 2006 hingga 2007. Namun nyatanya aktivitas minimum ini terus berlanjut hingga 2009," terang Thomas.
Sebelumnya, Kepala Lapan Adi Sadewo Salatun juga pernah menyebutkan bahwa perkiraan akan datangnya kiamat pada 2012, faktanya merupakan fenomena alami berupa aktivitas maksimal matahari yang rutin terjadi secara berkala setiap 11 tahun sekali.
"Secara sederhana, para astronom menggambarkannya sebagai aktivitas kekuatan gravitasi matahari yang sangat kuat dan setiap 11 tahun sekali perilakunya meningkat. Saat tarik menarik gravitasi demikian kuat dan tidak tertahankan lagi, hal ini akan menyebabkan ledakan hidrogen," kata Adi beberapa waktu lalu.
Puncak aktivitas matahari melontarkan miliaran ton partikel, plasma berenergi tinggi, dan radiasi gelombang elektromagnetik. Lontaran partikel dan radiasi yang mengarah ke bumi akan mempengaruhi lapisan atmosfer, sistem teknologi, serta aktivitas manusia di antariksa dan bumi. (rah)
Selasa, 27 November 2012
galaksi terbesar
IC
1011 merupakan galaksi terbesar yang telah ditemukan di alam semesta! ia
berada 1 miliar tahun cahaya itu (pada z = 0,0767) dalam gugusan
galaksi Abell 2029. IC 1101 mempunyai ukuran keliling 6 juta tahun
cahaya, sehingga 60 kali lebih besar daripada galaksi bima sakti dengan
diameter 100.000 tahun cahaya.
5. Komet terbesar
Komet Centaur 2060 Chiron yang
ditemukan tahun 1977 merupakan komet terbesar yang diketahui dengan
diameter 182 km. 2060 Chiron adalah planit di luar Solar System.
Ditemukan pada tahun 1977 oleh Charles Kowal T. (precovery telah
ditemukan kembali sejauh 1895), ini adalah yang pertama dikenal sebagai
centaurs, dengan lintasan antara Saturnus dan Uranus.
6. Asteroid terbesar
1 Ceres dengan diameter 941 km merupakan asteroid terbesar. Selain itu,
asteroid ini juga tercatat merupakan asteroid yang pertama kali
ditemukan.
7. Lubang Hitam Terbesar
OJ 287 merupakan lubang hitam yang
diklaim sebagai yang terbesar, dengan massa lebih dari enam kali objek
yang sebelumnya ditemukan. Objek itu berada sekitar 3,5 miliar tahun
cahaya, dan merupakan lubang hitam terbesar yang pernah ada. Lubang ini
berisi 18 miliar matahari
8. Nebula Terbesar
Orion Nebula (M42) adalah Nebula
terbesar di langit dan dapat dilihat dengan mata telanjang. nebula ini
seluas 66×60 arc menit, meliputi empat kali daerah bulan, dan memiliki
diameter 30 tahun cahaya (180 triliun mil). Gas ini dibuat oleh bintang
muda hanya 25.000 tahun. Warna yang banyak terllihat adalah kuning
karena lampu merah akibat hidrogen yang tergabung bersama-sama dengan
emisi hijau dari oksigen. Sabuk Orion terdiri dari tiga bintang, Mintaka
(terkecil), Alnitak, dan Alnilam (terbesar dan cerdas).
ilmu kebumian
Berdasarkan ilmu kebumian, seluruh wilayah Indonesia memiliki
potensi gempa kecuali Kalimantan, yang merupakan satu-satunya daerah
bebas gempa dangkal. Salah satu dari gempa bumi tersebut disertai
tsunami raksasa, yang terjadi di Aceh pada tahun 2004. Tsunami yang
melanda tidak kurang dari 11 negara itu, menewaskan seperempat juta
manusia seketika.
Setelah tsunami raksasa tersebut, timbullah beberapa
pertanyaan. Ada apa dengan bumi kita? Apakah Tuhan sedang marah karena
dosa yang telah kita perbuat? Beberapa orang luar Aceh melemparkan
jawaban setengah bergurau, bahwa peristiwa tersebut adalah akibat dosa
besar penduduk Aceh yang ingin keluar dari NKRI. Ironisnya, gempa dan
tsunami kemudian juga menimpa daerah mereka.
Langganan:
Postingan (Atom)